Teknologi media rekam akhir-akhir ini berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut bukan saja
menghasilkan kamera profesional dengan kwalitas terbaik tapi juga menghasilkan
produk perekam gambar yang murah. Teknologi tersebut juga memberi banyak pilihan
dalam merekam sebuah adegan baik yang menggunakan pita magnetik sebagai alat
perekam maupun kartu memori (digital). Bahkan akhir-akhir ini ada trend
menggunakan kamera foto (SLR) untuk merekam gambar bergerak dengan resolusi
yang sangat baik.
Kondisi di atas artinya produk tayangan audio visual bisa muncul dari siapa
saja termasuk dari kalangan bapak ibu guru. Banyaknya bahan ajar yang hendak
disampaikan kepada peserta didik merupakan segudang ide untuk menghasilkan
media pembelajaran.
Agar
proses produksi dapat berjalan dengan lancar perlu adanya manajemen yang
mengatur seluruh proses produksi dari awal hingga akhir. Manajemen yang baik
akan menghindarkan produksi media pembelajaran yang semrawut atau bahkan
terjadi kekurangan bahan video untuk disajikan dalam tayangan akhir.
I.
Pra Produksi
Pra produksi merupakan seluruh
kegiatan sebelum pelaksanaan shooting. Beberapa hal penting yang perlu
dilakukan adalah
-
Breakdown naskah
Merupakan kegiatan dari sutradara
membaca naskah, memahami kemudian memerinci segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk memvisualkan adegan yang dibayangkan.
-
Hunting
lokasi dan properti
Merupakan kegiatan sutradara dan
beberapa crew inti untuk mencari lokasi pengambilan gambar dan membuat, mencari
atau merekayasa barang-barang yang dibutuhkan dalam adegan.
-
Casting pemain
Kegiatan memilih orang / pemain yang
akan memerankan sejumlah peran sesuai naskah.
-
Latihan( bila
perlu)
Melatih pemain melakukan adegan /
berdialog sesuai tuntutan naskah.
II.
Produksi
Adalah kegiatan pengambilan gambar /
shooting. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
-
Teknik
pengambilan gambar
Ada dua jenis pengambilan gambar yaitu
secara multi kamera dan single kamera. Dalam pengambilan single kamera, biasanya
adegan diulang beberapa kali untuk mendapatkan beberapa sudut pengambilan
gambar maupun variasi shot.
Multi kamera adalah pengambilan gambar
dengan menggunakan lebih dari satu kamera. Adegan hanya dilaksanakan satu kali
dan direkam dari beberapa kamera dengan sudut pengambilan yang berbeda.
Produksi talkshow maupun pertunjukan musik hampir dipastikan direkam dengan
teknik multi kamera.
-
Screen
direction / blocking
Screen direction / blocking adalah
bagaimana pergerakan dan arah pandang pemain / artis ketika melakukan adegan.
Ketika merancang screen direction sekaligus menentukan bagaimana adegan
tersebut direkam. Hal ini terkait penempatan kamera, ukuran shot sekaligus
penempatan boom mic maupun lampu. Sebaiknya sutradara dan kru telah membuat
rancangan tersebut sebelum pelaksanaan shooting. Hal ini akan menghemat waktu
pelaksanaan shooting yang artinya akan menghemat anggaran produksi.
-
Penataan
Kamera
Penataan kamera adalah bagaimana
menempatkan kamera untuk merekam adegan yang diinginkan. Dalam penempatan
kamera ini setidaknya ada tiga hal yang perlu diputuskan oleh penata kamera
yaitu:
1. Ketinggian kamera
Low level, posisi kamera
lebih rendah dari objek
Eye level, posisi kamera
sejajar dengan objek
High level, posisi kamera
lebih tinggi dari objek
Top angle, posisi kamera di
atas objek
2. Sudut pandang kamera
Frontal, kamera berada di
depan objek
¾ shot, kamera berada pada
sudut 450 dari objek
Side shot, kamera berada di
samping objek
Back shot, kamera mengambil
gambar dari belakang
3. Ukuran shot
ELS (ekstrem long shot), ukuran
pengambilan gambar sangat luas
LS (long shot), ukuran pengambilan
gambar luas
MS (medium shot), ukuran pengambilan
gambar sedang
CU (Close up), ukuran pengambilan
gambar dekat
BCU (big close up), ukuran pengambilan
gambar sangat dekat.
4. Pergerakan kamera
Statis
Selama adegan berlangsung kamera
merekam tanpa bergerak sedikitpun, baik posisi kamera maupun lensa kamera (zion
in / zoom out).
Aktif
Selama adegan berlangsung kamera
merekam sambil bergerak baik berpindah posisi maupun lensa kamera (zooming).
Apapun teknik pengambilan gambar sebaiknya
memiliki motivasi dan tujuan. Tidak hanya asal atau sekedar mengambil gambar.
TIPS
Apa pun merek dan jenis kamera
yang digunakan, lebih baik membaca dulu manual book yang disertakan produsen kamera. Banyak informasi yang bermanfaat
diantaranya karateristik kamera, fasilitas yang ada maupun posisi
tombol-tombolnya. Minimal kita
akan mampu mengambil gambar
dengan terang-gelap (exposure) yang
tepat.
Dalam membuat komposisi gambar hindari
“pemotongan” tubuh manusia tepat pada perbatasan anggota tubuh seperti tepat di
tempurung lutut, pinggang, siku tangan dan leher.
Ada 2 cara untuk menghindari
gambar yang goyang, pertama menggunakan tripod dan yang kedua posisikan focal length Anda pada wide angle. Jika ingin membuat gambar close up lebih baik Anda mendekati obyek
daripada menggunakan fasilitas zoom in.
Gambar statis lebih nyaman
dilihat oleh mata. Kekuatan utama gambar statis adalah pada komposisi yang
mantap. Oleh karena itu usahakan gambar padat tanpa menyisakan ruang kosong menganggur. Komposisi yang tepat akan membuat gambar yang dibidik memiliki dimensi atau tidak flat.
Dimensi (kedalaman sebuah gambar) dapat pula diciptakan dengan memanfaatkan foreground dan background yang ada di sekitar obyek. Dimensi juga bisa diciptakan
dengan menggunakan teknik angle ¾ front yaitu dengan menempatkan kamera
pada sudut kurang lebih 450.
Pada prinsipnya kamera bekerja dengan merekam cahaya oleh karena itu perlu
diperhatikan arah datangnya
sinar. Hindari bloking kamera yang berlawanan dengan datangnya cahaya karena
akan membuat gambar flare atau over exposure atau obyek menjadi siluet
(kecuali memang naskah menghendaki demikian).
0 Comments